Pada zaman Rasulullah perjalanan selama menjadi musafir ini merupakan bagian dari bentuk dakwah, Allah SWT menganjurkan kepada manusia untuk berpergian ke seluruh penjuru muka bumi ini. Sebagaimana dalam firman-Nya berikut ini:
Baca Juga: Doa Puasa Ramadhan Hari ke-17, Sabtu 08 April 2023: Memohon Dikabulkan Seluruh Keinginan
“Yang menjadikan bumi bagi kamu mudah digunakan, maka berjalanlah merata-rata ceruk rantaunya, serta makanlah dari rezeki yang dikurniakan Allah; dan kepada Allah jualah (kamu) dibangkitkan hidup semula.” [QS. Al-Mulk : 15].
Syariat Puasa Ramadhan Teruntuk Musafir
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (Qs. al-Baqarah: 185).
Berdasarkan firman Allah di atas, seorang musafir diberikan keringanan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan seperti dalam keistimewaannya bulan Ramadhan itu sendiri.
Baca Juga: Muslimat Wajib Tahu: Haid dan Nifas di luar Jadwal, Wajibkah Menjalani Puasa Ramadhan?
Keringanan ini, diberikan memgingat lama perjalanan dapat memakan waktu hingga berjam-jam sehingga ditakutkan jikalau menjalankan ibadah puasa Ramdahan dapat menbahayakan perjalanan yang dilakukan.