3 Capres Berebut Suara Warga Muhammadiyah dan NU, Siapa Tertinggi Elektabilitasnya

- 21 September 2023, 18:05 WIB
Siapa Capres 2024 peraih elektabilitas tertinggi warga Muhammadiyah maupun NU. Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto ataukah Anies Baswedan?
Siapa Capres 2024 peraih elektabilitas tertinggi warga Muhammadiyah maupun NU. Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto ataukah Anies Baswedan? /Ilustrasi Capres 2024/ Jurnal Soreang/

KARANGANYARNEWS - Tiga kandidat bakal calon presiden yang akan bertarung dalam Pilpres 2024, telah mengemuka. Siapa yang memiliki elektabilitas tertinggi, di hati warga Muhammadiyah maupun NU. Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto ataukah Anies Baswedan? 

 

Suara warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), selalau deperebutkan semua calon presiden (Capres) dalam setiap pesta demokrasi lima tahunan. Demikian juga dalam pemilihan presiden Pilpres 2023 mendatang.

Baik Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, demikian juga Anies Baswedan. Tiga bakal calon presiden yang akan bertarung dalam Pilpres 2024, sudah mulai beradu strategi demi suksesnya mendulang suara warga Muhammadiyah maupun NU. 

 Baca Juga: Mengintip Hutang 3 Capres 2024: Catat, Fakta Dibalik Elektabilitasnya

Demi kemenangannya meraih kursi presiden, suara warga dua Ormas  Islam terbesar di Indonesia tadi sangat diperhitungkan, siapapun kandidat bakal calon presiden yang akan bertarung dalam Pilres 2024 mendatang. 

Hasil survei terupdate yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny J.A, bakal calon presiden (Capres) Ganjar Pranowo bersaing ketat dengan Prabowo Subianto di kalangan Nahdliyin (warga NU).

1.200 Responden

 

Sedangkan Capres yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan disebutkan dalam survei LSI yang dilakukan tanggal 01-08 tadi, lebih unggul di kalangan warga Muhammadiyah.

 Baca Juga: Mengintip Harta Kekayaan 3 Capres, Siapa Paling Tajir Melintir?

Hasil survei terupdate yang dirilis, merinci juga presentasinya. Disebutkan 36,2 persen pemilih berlatar belakang NU memilih Prabowo Subianto, 35,5 persen memilih Ganjar Pranowo, dan 17,9 persen memilih Anies Baswedan.

Adapun di kalangan warga Muhammadiyah terinci hasil surveinya 45,2 persen memilih Anies Baswedan, 33 persen memilih Ganjar Pranowo, dan 20,8 persen memilih Prabowo Subianto.

Adapun ormas Islam lain dan non-ormas sebanyak 29,8 persen memilih Prabowo Subianto, 14,5 persen memilih Ganjar Pranowo, dan 19,9 persen memilih Anies Baswedan.

 Baca Juga: Capres Versi Muhammadiyah, Haedar Nashir: Belum Ada Negarawan Penuhi Kriteria Khusus

Peneliti LSI Denny J.A. Ardian Sopa mengungkapkan, 98 persen responden Nahdliyin mengaku mengenal Prabowo Subianto, 85,9 persen mengenal Ganjar Pranowo, dan 87,4 persen mengenal Anies Baswedan.

Survei yang dilaksanakan padatanggal 01-08 Agustus 2023 itu, melibatkan 1.200 responden dengan metodologi multistage random sampling kepada responden di seluruh wilayah Indonesia.

Tak Tergiur Janji Politik

 

Dijelaskan juga dalam unggahan Pikiran-Rakyat.com yang dilansir KaranganyarNews.com, responden survei LSI ini diwawancarai secara tatap muka, dengan margin of error 2,9 persen.

 Baca Juga: Capres Versi Muhammadiyah, Haedar Nashir: Belum Ada Negarawan Penuhi Kriteria Khusus

Jauh sebelum survei ini dilakukan, Pimpinan Pusat Muhammdiyah Busyro menyebutkan warga Muhammadiyah tidak mudah percaya dengan janji-janji yang disampaikan oleh setiap Capres.

“Kita sudah kenyang dengan janji-janji. Jangan dimainkan lagi rakyat dengan janji-janji,” katanya di Auditorium Ukhuwah Islamiyah UMP  Purwokerto, Jawa Tengah, sebagaimana dilansir dari muhammadiyah.or.id.

 

Termasuk diantaranya, tentang sosok Capres ideal. Busyro mengatakan,  Muhammadiyah bersikap seksama. Situasi sekarang, menurutnya harus dibaca dengan jernih.

Baca Juga: Kriterianya Tak Boleh Kawin Paksa: 4 Kandidat Cawapres PDI-P, Salah Satunya Mahfud MD

"Kami tidak mudah percaya serta-merta kepada calon tertentu dengan janji-janjinya,” tegas mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tadi, sesaat sebelum mengisi tausiah  yang digelar PDM Banyumas dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Kepada warga dan seluruh kader persyarikatan, dia berpesan agar terus menguatkan ideologi Kemuhammadiyahan serta senantiasa menjaga karakter organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini, agar tidak terimbas arus tahun politik.

Tidak Ada Calon

 

Secara terpisah, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menegaskan, pihaknya bakal memberi sanksi bagi pengurus yang menggunakan lembaga NU untuk kepentingan politik praktis.

 Baca Juga: Bocoran Siapa Cawapres Prabowo Subianto 2024 Segera Terjawab, Koalisi Indonesia Maju Mohon Bersabar

Menurutnya, ada serangkaian prosedur yang dilakukan jika ada pihak yang dengan sengaja melanggarnya. Bahkan dikatakan Yahya, pengurus tersebut bisa diberhentikan.

"Ada prosedurnya, nanti kami peringatkan. Kalau diulangi, peringatan kedua. Kalau diulangi lagi, bisa diberhentikan. Sudah ada mekanismenya. Sekali diperingatkan sudah kapok biasanya," kata dia di Jakarta, pada Senin, 04 September 2023.

Sebelumnya, Yahya menegaskan selama ini tak ada pembicaraan terkait Capres maupun Cawapres. Soal sikap NU, menurutnya disebutkan berulang kali, tidak ada calon atas nama NU. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah