Guncang Dunia Gegara Ritual Seks; Gunung Kemukus, Riwayatmu Kini…..

11 Februari 2022, 20:24 WIB
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati berhasil mengubah stigma negatif Gunung Kemukus menjadi destinasi wisata keluarga dengan ikon The New Kemukus /Diskominfo Sragen/

KARANGANYARNEWS - Gunung Kemukus pernah mengguncang dunia, gegara ritual seksnya. Kini membangun brand image, The New Kemukus nama viralnya.

Sewindu lalu, Gunung Kemukus tranding mengguncang dunia. Tepatnya tahun 2014, setelah sejumlah media asing memberitakan fenomena ritual sex mountain di objek wisata ini.

Jauh sebelumnya, Gunung Kemukus di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, ini sebenarnya juga telah tersohor seantero negeri.

Baca Juga: Gunung Kemukus Jadi Mengkilap, Ini Rute, Info Harga Tiket dan Foto-fotonya

Tak lain karena sebagai destinasi wisata sejarah, sekaligus tempat ritual mencari pesugihan atau kekayaan dengan jalan sesat, bagi sebagian masyarakat yang masih mempercayai.

Penelusuran berbagai sumber yang dihimpun KaranganyarNews.pikiran-rakyat.com menyebutkan, ritual mencari pesugihan di Gunung Kemukus disebutkan unik sekaligus aneh, berbeda dengan ritual di tempat lainnya.

Ritual mencari pesugihan di tempat lain, mensyaratkan tumbal atau sesaji harta benda. Bahkan, ada juga yang mensyaratkan keselamatan jiwa atau raga sebagai tumbal.

Baca Juga: Wadon Wadas, Tetap Pasang Badan Tolak Megaproyek Bendungan Bener

Mencari pesugiahan di Gunung Kemukus, tumbalnya ritual hubungan seks. Uniknya, hubungan seks disyaratkan dengan pasangan tak resmi, diutamakan sesama pemburu pesugihan di obyek wisata yang masih dikeramatkan ini.

“Tak hanya sekali. Disyaratkan juga hubungan seks dilakukan tujuh kali berturut-turut setiap malam Jumat,” terang beberapa warga Desa Pendem, juga bertempat tinggal di obyek wisata Gunung Kemukus.

Para pemburu pesugihan yang mayoritas dari luar daerah, diisyaratkan tak perlu kawatir tidak menemukan pasangan berhubungan seks, sebagai ritual memenuhi persyaratan mencari kekayaan secara sesat ini.

Baca Juga: Viral Hantu Pocong di Atas UGD RSD Bagas Waras, Inilah Penampakannya

Di Gunung Kemukus, sebelum dibangun dan mencanangkan brand image The New Kemukus, disebutkan terdapat puluhan perempuan pramunikmat, bersedia melayani ritual hubungan seks berbayar.

Perihal ritual berhubungan seks sebagai tumbal mencari pesugihan di Gunung Kemukus, juga pernah disampaikan Dani Saptoni, Ketua Solo Society. Namun demikian, menurutnya dikarenakan adanya pembolakan sejarah Pangeran Samodra.

Stigma wisata seks di Gunung Kemukus yang mengguncang dunia, sebelum dijadikan The New Kemukus

Sebagaimana folklore yang berkembang hingga saat ini, dikisahkan karena perselisihan paham sangat prinsip, Pangeran Samudra putra Maharaja Brawijaya V meninggalkan Istana Kerajaan Majapahit.

Dia mengembara ke arah barat hingga sampai di sebuah perbukitan, sekarang masuk wilayah administrasi Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.

Baca Juga: Astana Giri Bangun Pernah Diisukan Berlapis Emas, Inlah 9 Fakta Makam Presiden Soeharto

Raden Ayu Ontrowulan, ibu tiri yang mengasuhnya sejak belia merasa iba dan kasihan, hingga dia pun memutuskan juga menyusul pengembaraan Pangeran Samudra, keduanya bertemu di perbukitan tadi.

Menurut cerita tutur tinulah, terjadi hubungan asmara gelap antara ibu dan anak tirinya. Sebagaimana wasiat keduanya, setelah meninggal dunia jasad Pangeran Samudra dan Raden Ayu Ontrowulan dikuburkan satu liang lahat di puncak Gunung Kemukus.

 “Kisah menyimpang inilah yang melatarbelakangi ritual hubungan seks dengan pasangan tak resmi sebagai ritual mencari pesugihan di Gunung Kemukus,” kata Dani Saptoni kepada awak media.

Baca Juga: Soto Bebek Klaten, Inilah Citarasa Khas dan Resto Terrekomendednya

Ketua Solo Society yang pernah meneliti folklore Pangeran Samodro ini   mengungkapkan, Pangeran Samodra hidup semasa keruntuhan Kerajaan Majapahit, era penyebaran agama Islam di Tanah Jawa dibawah Kasultanan Demak Bintoro, tahun 1400 - 1500 Masehi.

“Pangeran Samodro putra Prabu Brawijaya V, meninggalkan Istana Kerajaan karena konflik dengan ayahandanya, dia mengembara sampai Gunung Kemukus,” terang Dani Saptoni.

Dikisahkan, di tempat ini Pangeran Samodro menjadi mualaf yang juga menyebarkan agama Islam. Selain dikenal memiliki banyak santri dia pun membantu kehidupan warga setempat.

Baca Juga: Jeritan Wadon Wadas Dibalik Konflik Megaproyek Bendungan Bener

Setelah kepergian Pangeran Samodro, Raden Ayu Ontrowulan (ibu tiri yang mengasuh Pangeran Samudra sejak kecil), menyusul mengembara ke arah barat.

Sampai di Gunung Kemukus, Raden Ayu Ontrowulan mendapati Pangeran Samodro sudah meninggal dunia. Sesuai pesannya kepada warga setempat, setelah meninggal dunia Raden Ayu Ontrowulan dikubur satu liang dengan anak tirinya.

 “Oleh pihak-pihak tertentu kisah ini diputarbalikkan, diceritakan ada hubungan cinta terlarang ibu dengan anak tirinya. Dikaitkan juga ritual seks sebagai mencari pesugihan,” kata alumnus Sastra Daerah UNS tadi, menambahkan.

Baca Juga: Kitagawa Pesona Bali, Menikmati Elok Eksotiknya Pulau Dewata di Kota Gaplek

Untuk menghapus image negatif, Gunung Kemukus yang terlanjur berikon dan melegenda sebagai destinasi wisata seks, mulai awal 2021 lalu Pemerintah Kabupaten Sragen membranding image kekinian destinasi wisata sejarah ini.

The New Kemukus, nama terbarunya. Upaya konkrit yang telah terealisasi, selain membongkar dan menata ulang puluhan warung remang-remang yang dulu untuk mangkal para perempuan pramunikmatnya, juga membangun infrastrukturnya.

Untuk mengubah stigma negatif Gunung Kemukus, Bupati Sragen  Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyebutkan menelan anggaran Rp 48 miliar lebih. Dana ini, digelorkan dari Kementerian Pariwisata dan Kementerian PUPR.

Baca Juga: Weton Jumat Pon; Sering Didera Sakit Hati, Ini Jurus Religi Penghapusnya

Sebagaimana diharapkan banyak pihak, mulai awal tahun 2022 ini ikon baru The New Kemukus kian viral di berbagai lini media sosial. Wisatawan dari berbagai daerah, pun mulai berdatangan mengajak keluarga dan sanak saudaranya.

Gunung Kemukus yang dulu melegenda dan mengguncang dunia, karena ritual seksnya. Kini telah berubah total, menjadi destinasi wisata keluarga yang elok nan eksotik di siang hari dan gemebyar di malam hari. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler