Dicontohkan Muhammad Agung Ridlo yang juga Sekretaris Umum Satupena Jawa Tengah, pohon masalahnya tadi bernama banjir. Menurutnya, mungkin banjir terjadi karena pembuangan sampah bebas, erosi atau sedimentasi, endapan tinggi, saluran mampat, atau tidak ada saluran.
Banjir tentu saja mengakibatkan perekonomian terganggu, prasarana rusak, dan terjadi korban jiwa maupun harta benda. Dari sini, kita terinspirasi mendapatkan bahan atau materi untuk dijadikan tulisan.
menulisBaca Juga: Puisinya Diunggah ke IG Gubernur, Indri Terspirit Menulis Lebih Banyak Lagi
Mohammad Agung mengingatkan, perlunya para calon penulis atau penulis pemula memakai cara berpikir 5 W dan 1 H. Lima W itu what, why, where, when, who, dan how.
Dari pertanyaan ada permasalahan apa, mengapa bisa terjadi, kapan waktunya, siapa saja yang terlibat, dan bagaimana jalan keluarnya akan memulai kreatiftas menciptakan sebuah tulisan.
“Waktu mahasiswa di Bandung saya mulai menulis di koran ‘Pikiran Rakyat’. Bahan tulisannya, dari tugas yang diberikan dosen. Saya revisi, saya sesuaikan dengan artikel di koran lalu saya kirimkan. Ketika dimuat, saya senang bukan main. Ternyata tulisan Saya yang dimuat mendapatkan honor,” cerita dia.
Baca Juga: Siap Diluncurkan, Inilah Spirit Dakwah Kebangsaan Antologi Puisi Moderasi Beragama
Dalam makalahnya berjudul ‘Strategi dan Taktik Menulis Artikel Ilmiah Populer di Media Massa’, Gunoto Saparie menunjukkan artikel atau opini merupakan salah satu isi media massa.
Isi media massa lainnya, berita dan iklan. Berbeda dengan berita yang ditulis berdasarkan fakta, opini atau artikel merupakan pandangan penulis yang bersifat subyektif.
Menurut Ketua Umum Satupena Jawa Tengah tadi, ciri-ciri artikel antara lain ditulis berdasarkan pandangan penulisnya, mengandung gagasan aktual, intelektual, orisinal, mengungkapkan suatu masalah, singkat, padat, dan tuntas.