Sambut Lailatul Qadar, Keraton Yogyakarta Gelar Tradisi Malem Selikuran

- 13 April 2023, 04:13 WIB
Malem Seliukuran di Keraton Yogyakarta diadakan sebagai tradisi untuk menyambut malam Lailatul Qadar
Malem Seliukuran di Keraton Yogyakarta diadakan sebagai tradisi untuk menyambut malam Lailatul Qadar /Dok. Keraton Yogyakarta/

KARANGANYARNEWS - Menjelang sepertiga terakhir bulan Ramadhan, Keraton Yogyakarta menggelar tradisi Hajad Dalem Malem Selikuran. Prosesi tersebut berlangsung pada hari Selasa, 11 April 2023 atau tiap tanggal 20 bulan Pasa menurut hitungan penanggalan kalender Jawa.

 

 

Bagi umat Islam, Lailatul Qadar adalah momen yang dinantikan saat berpuasa karena disebut lebih mulia dari seribu bulan, yang jatuh pada malam-malam ganjil di 20 hari terakhir bulan Ramadhan

Dilansir KaranganyarNew.com dari @kratonjogja pada Malem Selikuran  tahun 2023 yang diadakan di Keraton Yogyakarta ini, merupakan tradisi untuk menyambut datangnya malam Lailatul Qadar yang akan tiba dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, terutama malam tanggal ganjil.

 Baca Juga: Muslimat Wajib Tahu: Inilah Syariat dan Syarat Kaum Wanita Beriktikab

Pelaksanaan Malem bertempat di Bangsal  Srimanganti Keraton Yogyakarta. Hadir  KPH Wironegoro, KPH Purbodiningrat dan perwakilan Abdi Dalem carik serta kahartakan tiap kawedanan di keraton.

Tradisi Malem Selikuran dipercaya berawal sejak dakwah Wali Sanga  sebagai metode memperkenalkan ajaran agama Islam. Tradisi Malem Selikuran, menggabungkan tradisi Jawa dan ajaran Islam.

Sambut Lailatul Qadar

 

 

Hingga kini tradisi Malem Selikuran masih lestari di Kesultanan Yogyakarta. Seperti dilansir KaranganyarNews.com dari website kratonjogja.id, Malem Selikuran merupakan prosesi sarana syiar pentingnya malam Lailatul Qadar, selain itu mengingatkan kepada masyarakat untuk meningkatkan amaliah dan ketaqwaan pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

 Baca Juga: Doa Puasa Ramadhan Hari ke-23, Jumat 14 April 2023: Memohon Dibersihkan Segala Aib

Malem Selikuran dimaknai sing linuwih ing tafakur, tafakur berarti usaha untuk mendekatkan diri pada Allah, sehingga sing linuwih ing tafakur dapat diartikan sebagai ajakan untuk lebih giat mendekatkan diri pada Allah.

Karena itu tradisi Malem Selikuran  diharapkan menjadi sarana pengingat untuk memperbanyak sedekah, merenung dan instropeksi diri,  juga menggiatkan ibadah-ibadah lain dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Tahun  2023 ini Malem Selikuran dimulai tepat pada pukul 17.00 Wib, prosesi dimulai dengan pembacaan doa oleh Mas Panewu Ngabdul Wahab.

 Baca Juga: Keutamaan Puasa Ramadhan Hari ke-22: Diselamatkan dari Keganasan Malaikat Munkar Nakir

Malem Selikuran juga sebuah ajakan untuk lebih intensif meraih rida Gusti Allah. Dalam bahasa Jawa, selikur berarti dua puluh satu, hal ini mengacu malam tanggal 21 Pasa atau Ramadhan.

Setibanya waktu berbuka, para Abdi Dalem menerima jamuan buka puasa berupa secangkir teh manis yang disajikan oleh Abdi Dalem Patehan. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x