Artinya: “Pengendalian diri dari syahwat pada bulan ramadhan sangat dianjurkan. Ini merupakan rahasia dan tujuan paling agung dari ibadah puasa. Telah lalu penjelasan bahwa seseorang yang berpuasa menjauhi diri dari ghibah, ucapan buruk, saling caci, saling memaki, dan perkataan lain yang tidak mengandung kebaikan.” (Lihat Imam An-Nawawi, 2010 M: VI/345).
Mengendalikan Diri
Pengendalian diri dari syahwat, juga disampaikan Imam Qaliyubi dalam kitab Hasyiyahnya. Pemenuhan syahwat (yang masuk ke dalam kategori tidak membatalkan puasa), sebagian besar tidak merusak ibadah Puasa.
Tapi pemenuhan terhadap syahwat-syahwat itu menjauhkan seseorang dari hikmah Puasa yang hendak dituju dari syariat Puasa itu sendiri.
وظاهر أن المراد الكف عن الشهوات ، التي لا تبطل الصوم كشم الرياحين ، والنظر إليها ولمسها لما في ذلك من الترفه الذي لا يناسب حكمة الصوم
Artinya: “Secara zahir, poin yang dimaksud dengan pengendalian diri dari syahwat adalah tindakan yang tidak membatalkan puasa seperti menghirup tumbuhan yang harum, memandang, dan menyentuhnya karena itu bagian dari kesenangan (kenikmatan) yang tidak relevan dengan hikmah ibadah puasa,” (Hasyiyah Qaliyubi wa Umairah).
Baca Juga: Doa Puasa Ramadhan Hari keenambelas: Mohon Dijauhkan Orang Jahat dan Perlindungan hingga Akherat
Ibadah Puasa, dijelaskan bukan hanya urusan sah atau tidak sahnya Puasa. Alias batal atau tidak puasanya, jika melakukan sesuatu. Nilai terpenting pada Bulan Suci Ramadhan nan mulia ini, adalah sejauh mana upaya seseorang dalam memburu hikmah Puasa.
Termasuk diantaranya, adalah upaya dalam mengendalikan diri dari pemandangan dengan syahwat. Dicontohkan seperti nonton video atau film dewasa, dan sejenisnya.***