Renungan Harian Kristen - Prestasi dan Kerendahan Hati

- 9 November 2022, 19:05 WIB
Renungan Harian Kristen Ilustrasi
Renungan Harian Kristen Ilustrasi /KaranganyarNews/Abednego Afriadi

KARANGANYARNEWS - Selamat membaca artikel-artikel dalam Renungan Harian Kristen, semoga iman kita semakin bertumbuh di dalam Tuhan.

Penghargaan, telah menjadi semacam perangsang bagi seseorang  atau kelompok orang untuk meraih prestasi dan berbuat baik. Di satu sisi, memperoleh penghargaan  menjadi daya pendorong untuk berprestasi atau pun berbuat baik. Tapi di sisi yang lain, meraih penghargaan telah dijadikan tujuan dalam sebuah karya atau pun perbuatan baik.

Baca Juga: Renungan Harian Kristen - Hidup Dipimpin Roh Kudus

Contohnya: disiplin, kebersihan, kejujuran, ketertiban, yang sebenarnya adalah sikap hidup yang memang semestinya dilakukan, telah bergeser sekadar untuk meraih penghargaan. Untuk itu tidaklah mengherankan, ada kota yang dulunya mendapat penghargaan “Adipura Kencana”, sebagai kota terbersih, saat ini punya masalah dengan yang namanya ”sampah”. Ada pejabat daerah yang terkenal jujur dan disiplin, sehingga mendapat penghargaan, alih-alihnya terciduk operasi tangkap tangan KPK. 

Tapi benarkah penghargaan telah menggantikan panggilan dan sikap hidup untuk berbuat baik?

Kisah Maria dan Marta, dalam Injil Lukas 10:38-42, sering dimengerti sebagai kisah yang menceritakan kelebihan Maria dari Marta, karena kesetiaan dan kesediaan Maria duduk di dekat kaki Yesus dan terus mendengarkan perkataan Yesus. Sedangkan Marta, dia sibuk melayani sampai tidak mendengarkan perkataan Yesus.

Akan tetapi bila dicermati lagi dalam cerita ini, Yesus menerima dan menghargai bentuk penyambutan kehadiranNya di rumah Marta dan Maria. Yesus tidak mempersoalkan Marta yang sibuk di dapur atau Maria yang duduk mendengar perkataanNya.

Baca Juga: Renungan Harian Kristen - Komitmen dengan Perjanjian

Permasalahan justru terjadi, ketika Marta mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan tidakkah Engkau peduli bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri?” Sungguh aneh sikap Marta, dia yang memilih, untuk menyambut Yesus dengan caranya menyibukkan diri di dapur, sekarang mengeluhkan perbuatan baiknya dengan alasan tidak ada yang peduli. Lagipula, bukan hal yang sulit bila Marta langsung meminta Maria membantunya, mengapa harus melalui Yesus?

Halaman:

Editor: Abednego Afriadi

Sumber: Kemenag RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x