Inilah Jawab Gus Baha, Harus Mendahulukan Buka Puasa Ramadhan atau Sholat Maghrib?

- 4 April 2023, 02:05 WIB
Harus mendahulukan buka puasa Ramadhan atau sholat magrib? Inilah jawaban dan penjelasan Gus Baha
Harus mendahulukan buka puasa Ramadhan atau sholat magrib? Inilah jawaban dan penjelasan Gus Baha /pexels thirdman/

KARANGANYARNEWS - Bulan Ramadhan seluruh umat Islam khusuk menjalani ibadah wajib maupun berbagai amalan yang bersifat sunah. Baik fardlu Ramadhan, sholat fardlu lima waktu, sholat taraweh, tadarus Alquran dan lainnya.

Tak kalah pentingnya, terkait buka puasa dan makan sahur yang dilakukan selama bulan Ramadhan. Bukan hanya menu makanan yang harus disajikan, tapi juga syariat buka puasa maupun sahur dalam ibadah puasa Ramadhan.

Buka puasa Ramdhan yang secara kebetulan waktunya bersamaan dengan sholat maghrib, menjadi pertanyaan paling tranding umat Islam karena sering menimbulkan keraguan.

Baca Juga: Keutamaan Puasa Ramadhan Hari KE-13: Allah Mencatat Setinggi Pahala Ibadah Penduduk Mekah Madinah

Pertanyaan yang sering mencuat dalam berbagai kajian Islami, demikian juga berbagai lini media sosial selama bulan Ramadhan, syariatnya harus lebih mendahulukan buka puasa Ramadhan atau sholat maghrib?

Menjawab pertanyaan tersebut KH Ahmad Bahauddin Nursalim yang lebih akrab disapa Gus Baha menjelaskan, mulai dari Nabi Ibrahim pun sebenarnya telah diperjelas jawabannya.

"Supaya mereka salat, karena mereka manusia cobalah beri mereka uang dan makan agar ia kuat salat," kata Gus Baha mengutip risalah Nabi Ibrahim dalam ceramahnya terkait jawaban pertanyaan harus mendahulukan buka puasa Ramdhan atau sholat maghrib terlebih dahulu.

Baca Juga: Doa Puasa Ramadhan Hari ke-14, Rabu 05 April 2023: Memohon Terhindar Bencana dan Malapetaka

Ulama ahli tafsir Alquran di Rembang, Jawa Tengah, ini juga menjelaskan, dalam sejarahnya Nabi Ibrahim Alaihi Salam mendoakan masyarakat Mekah agar punya uang untuk makan dan dapat mendirikan sholat.

"Fasholah maqsudah yang artinya tujuan kita makan agar kuat salat," kutip Gus Baha. Disebutkan, hingga saat ini terdapat banyak fenomena terkait buka puasa Ramadhan.

"Ayo sholat dulu biar makannya enak," tutur Gus Baha melanjutkan ceramahnya. Menurut dia, hal itu berarti tujuan utamanya ialah makan dan sholat menurut Gus Baha sebagai perantara.

Pada akhir unggahan videonya yang diunggah beberapa media sosial, KH Ahmad Bahauddin Nursalim menggaribawai lebih baik makan atau buka puasa Ramadhan terlebih dahulu agar nyaman saat menjalankan ibadah sholat magrib.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah dan Sholat Fardlu Kabupaten Karanganyar, Tanggal 03-10 April 2023

Alasan logika pemikiran yang dia sampaikan, pernyataan tersebut berarti lebih mengutamakan sholat dan makan atau buka puasa Ramdhan sebagai perantara agar dapat menjalankan perintah Allah dalam hal ini adalah sholatmaghrib.

Sebagaimana diketahui, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau biasa disebut dengan panggilan Gus Baha’ lahir pada 29 September 1970 di Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Gus Baha, putra KH Nursalim al-Hafizh.

Selain ulama pakar alquran, ayah Gus Baha juga pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA di Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.

Baca Juga: Berkumur Selain Wudlu Siang Hari di Bulan Ramadhan, Batalkah Puasanya?

Ayah Gus Baha merupakan santri KH Arwani al-Hafidz Kudus dan KH Abdullah Salam al-Hafidz Kajen Pati, nasabnya bersambung kepada para ulama besar di Indonesia.

Dari silsilah keluarga ayahnya, Gus Baha merupakan generasi ke empat ulama-ulama ahli alquran. Sedangkan dari silsilah keluarga ibu, Gus Baha menjadi bagian dari keluarga besar ulama Lasem, dari Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu.

Gus Baha kecil dididik belajar dan menghafalkan alquran secara langsung oleh ayahnya, dengan menggunakan metode tajwid dan makhorijul huruf secara disiplin.

Baca Juga: 4 Dosa Besar di Bulan Ramadhan, Gus Baha: Waspadai, Selain Dibenci Juga Dilaknat Allah

Hal ini sesuai dengan karakteristik yang diajarkan oleh guru ayahnya, KH Arwani Kudus. Kedisiplinan tersebut membuat Gus Baha di usianya yang masih muda, sudah mampu menghafalkan al-Qur'an 30 Juz beserta Qiro'ahnya.

Menginjak usia remaja, ayahnya menitipkan Gus Baha mondok dan berkhidmah kepada KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen di Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang. Di Pondok Pesantren inilah keilmuan Gus Baha mulai menonjol baik ilmu hadits, fiqih, dan tafsir. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x