Selain ulama pakar alquran, ayah Gus Baha juga pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA di Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.
Ayah Gus Baha merupakan santri KH Arwani al-Hafidz Kudus dan KH Abdullah Salam al-Hafidz Kajen Pati, nasabnya bersambung kepada para ulama besar di Indonesia.
Dari silsilah keluarga ayahnya, Gus Baha merupakan generasi ke empat ulama-ulama ahli alquran. Sedangkan dari silsilah keluarga ibu, Gus Baha menjadi bagian dari keluarga besar ulama Lasem, dari Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban atau Mbah Sambu.
Gus Baha kecil dididik belajar dan menghafalkan alquran secara langsung oleh ayahnya, dengan menggunakan metode tajwid dan makhorijul huruf secara disiplin.
Hal ini sesuai dengan karakteristik yang diajarkan oleh guru ayahnya, KH Arwani Kudus. Kedisiplinan tersebut membuat Gus Baha di usianya yang masih muda, sudah mampu menghafalkan al-Qur'an 30 Juz beserta Qiro'ahnya.
Menginjak usia remaja, ayahnya menitipkan Gus Baha mondok dan berkhidmah kepada KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen di Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang. Di Pondok Pesantren inilah keilmuan Gus Baha mulai menonjol baik ilmu hadits, fiqih, dan tafsir.***