Apel Akbar KOKAM di Solo, Presiden Jokowi: Indonesia Butuh Pimpinan yang Melayani dan Mempersatukan

21 September 2023, 21:10 WIB
Presiden Jokowi dalam Apel Akbar KOKAM di Stadion Manahan, Solo. Rabu, 20 September 2023 /Foto: muhammadiyah.or.id/

KARANGANYARNEWS – Bangsa Indonesia butuh pemimpin yang mempersatukan, melayani Rakyat, dan yang mampu bekerja. Baik makro maupun mikro, dan mampu bekerja secara detail.

 

Demikian disampaikan Presiden Jokowi (Joko Widodo), dalam Apel Akbar Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) yang diikuti 25.000 anggota, di Stadion Manahan Solo. Rabu, 20 September 2023.

Dalam acara ini Presiden Jokowi didampingi Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Menteri Koordinator Bidang PMK Muhadjir Effendy,  dan Wakil Menteri ATR/ BPN Raja Juli Antoni.

 Baca Juga: 25.000 Personil Ikuti Apel Akbar KOKAM, ABDUL Mu’ti: Persiapan Menjelang Tahun Politik 2024

Hadir dan mendampingi juga Presiden Jokowi diantaranya Pj Gubernur Jawa Tengah Komjen (Purn) Nana Sudjana, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabumingraka dan beberapa tokoh nasional lainnya.

Dalam sambutannya Presiden Jokowi juga meminta dukungan keluarga besar Muhammadiyah, teruntuk menjaga pemilu damai dan menjaga keberlanjutan pembangunan demi tergapainya Indonesia maju sesuai yang dicita-citakan.

Sistem Demokrasi

 

Dalam acara yang sama, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, dalam suasana politik yang semakin hangat kerekatan barisan sebagai suatu bangsa harus dijaga.

 Baca Juga: 3 Capres Berebut Suara Warga Muhammadiyah dan NU, Siapa Tertinggi Elektabilitasnya

Sebagaimana barisan 25.000 KOKAM yang berbaris dalam Apel Akbar yang rapi dan kokoh ini, sehingga meski suasana politik menghangat, tapi persatuan bangsa tetap kondusif.

“Rapatnya barisan KOKAM ini haruslah menjadi bagian rapatnya persatuan bangsa. Kita harus saling bekerja sama untuk kejayaan bangsa, kejayaan umat dan kesejahteraan kita semua. Dalam rangka menjaga persatuan, tentu kita harus memelihara keberagaman,” ungkap Abdul Mu’ti.

Guru Besar Bidang Pendidikan Islam ini menegaskan, sistem demokrasi yang dianut oleh Indonesia merupakan pilihan logis dan tidak bertentangan dengan paham keagamaan.

 Baca Juga: 6 Kolam Renang di Ngargoyoso Karanganyar: Ikonik, Sekitar Candi Tererotis se Dunia, View Gunung Lawu

Selain itu, sistem demokrasi juga sudah digunakan oleh Indonesia dan akan digunakan kembali pada Pemilu 2024 mendatang. Dia berharap, Pemilu 2024  tanpa meninggalkan jejak buruk bagi bangsa dan negara ke depan.

Integritas Pemilu 2024

 

Sementara Panglima Tinggi KOKAM, Dzulfikar Ahmad Tawalla menegaskan pentingnya acara ini, dalam menjaga persatuan di tengah tantangan yang semakin kompleks, terlebih menjelang tahun politik 2024 yang sarat potensi perpecahan sesama anak-anak bangsa.

“Apel Akbar ini adalah momen bersejarah bagi KOKAM dalam mengukuhkan komitmen kami dalam menjaga persatuan bangsa, terutama menjelang Pemilu 2024,” kata Dzulfikar Ahmad Tawalla yang juga Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyiah.

 Baca Juga: Raih Harmony Award, FKUB Klaten Siap Jadi Roll Model Nasional

Zulfikar juga menyebutkan, betapa pentingnya merawat keragaman dan kesatuan bangsa. Dalam pandangan kader kelahiran Gowa Sulawesi Selatan ini, tantangan besar menjelang 2024 ini adalah politik identitas, konflik berbasis SARA, dan penyebaran berita palsu (hoaks).

Ketiganya, menjadi ancaman serius terhadap demokrasi dan persatuan bangsa. Sebagai bagian dari Pemuda Muhammadiyah, KOKAM memiliki tanggung jawab besar melawan tiga hal yang dapat mengancam integritas Pemilu 2024 mendatang tadi. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler