KARANGANYARNEWS - Sebingkai papan besar bergambar Lesmana Mandrakumara dilarung ke aliran sungai legendaris Bengawan Solo. Prosesi ritual sekelompok seniman ini, sebagai ekspresi dan refreksi situasi politik di negeri kita yang mereka anggap kian carut marut.
Sekelompok seniman yang melarung (menghanyutkan) tokoh wayang Lesmana Mandrakumara tadi, menamakan aksinya Solo Melawan Politik Amoral (Sempal).
Priyowasino, juru bicara Sempal mengatakan, prosesi ritual Larung Lesmana dimaksud teruntuk memberikan pendidikan moral dan politik kepada generasi muda.
Baca Juga: Debat Capres 2024 Nanti Malam: Link Live Streaming Gratis, Nonton Via Ponsel
Dalam ritual Larung Lesmana di aliran Bengawan Solo, tepatnya di Pintu Air Demangan Baru, Kampung Sewu, Kota Solo, ini Pihaknya juga ingin memberikan pemahaman terkait sifat-sifat jelek yang melekat pada diri Lesmana Mandrakumara.
Lesmana Mandrakumara, disebutkan Priyowasino sebagai tokoh pewayangan dalam kisah epos Mahabarata. Putra Dewi Banowati, ayahnya Raja Kurawa, Prabu Duryudana namanya.
Dlam jagad pewayangan, dikisahkan Raden Lesmana Mandrakumara memiliki sederet karakter buruk. Diantaranya manja, malas belajar, suka hura-hura, main perempuan,congkak, dan ugal-ugalan.
Baca Juga: 6 Cara Termudah Beserta Link, Chek DPT dan TPS Tempat Nyoblos Pemilu 2024
"Karakter jelek itulah yang ingin kami hilangkan, agar generasi muda lebih bisa membedakan mana moral yang baik dan mana moral yang tidak baik," kata dia kepada wartawan sebagaimana dilansir dari Antara.