Doa Sesuai Sholat Dhuha: Tulisan dan Lafal Bahasa Arab, Lengkap Terjemahannya Bahasa Indonesia

- 18 Januari 2023, 15:05 WIB
Doa yang dibacakan seusai sholat dhuha, dilengkapi tulisan dan lafal Bahasa Arab, juga terjemahannya Bahasa Indonesia
Doa yang dibacakan seusai sholat dhuha, dilengkapi tulisan dan lafal Bahasa Arab, juga terjemahannya Bahasa Indonesia /Pixabay

KARANGANYARNEWS - Meski diperbolehkan membaca doa apa saja setelah sholat dhuha, namun ada baiknya membaca doa sebagaimana  dilakukan selepas sholat dhuha.

Sholat dhuha yang dilakukan waktu pagi hingga menjelang siang, banyak fadhila-nya. Satu diantaranya, memudahkan mendapatkan rejeki. Tercatat juga, Baginda Rasulullah pernah beristighfar seusai sholat duha, setelah itu dilanjutkan dengan doa yang lainnya.

Setiap doa yang kita panjatkan kepada ALLah SWT, selain memuat harapan juga pujian dan permohonan kepada Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih.

Baca Juga: Terjerat Hutang dan Dikejar-kejar Dept Kolektor? Inilah Doa dan Upaya Sesuai Syariat Islam

Dalam syariat Islam doa merupakan bagian paling mendasar dari ibadah, disebutkan juga doa sebagai media komonukasi paling dekat antara manusia dengan Sang Maha Pencipta.

Doa sebaiknya dipanjatkan ketika kita dalam duka cita karena menghadapi cobaan penderitaan hidup, demikian juga saat kita suka cita menuai kebahagiaan dalam kehidupan di dunia.

Ketika menghadapa duka cita dalam cobaan penderitaan kehidupan, doa kita panjatkan kepada Allah agar segera diberi petunjuk jalan terbaik teruntuk melepaskan  cobaan penderitaan hidup.

Baca Juga: Doa Paling Solutif: Terlilit Masalah Seberat dan Sesulit Apapun, Insya Allah Cepat Terselesaikan

Sedangkan disaat suka cita dalam bahtera hidup, kita tetap berdoa kepada Allah sebagai ungkapan rasa syukur atas anugrah dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita.

Berikut doa yang dibacakan seusai sholat dhuha dilengkapi tulisan dan lafal Bahasa Arab, juga terjemahannya Bahasa Indonesia:

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Baca Juga: Kalian Masih Nganggur? Amalkan Doa Ini, Insya Allah Pekerjaan Cepat Didapat

"Allahumma innad dhuha-a dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal 'ismata 'ismatuka.allahumma in kana rizqi fis sama-i fa-anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kana mu’assaron fa yassirhu, wa in kana haroman fathohhirhu, wa in kana ba’idan faqorribhu, bihaqqi dhuha-ika, wa baha-ika, wa jamalika, wa quwwatika, wa qudrotika, aatini ma atayta 'ibadakas sholihin".

Artinya:

"Ya allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktu dhuha-Mu, dan keagungan itu adalah keagungan-Mu, dan keindahan itu adalah keindahan-Mu, dan kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu.

Ya allah, jika rizkiku masih di atas langit, maka turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih sukar, maka mudahkanlah, jika (ternyata) haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah, Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh".

Baca Juga: Doa Tolak Kesesatan Hidup, Singkat Mudah Dihafal Lengkap Lafal Arab dan Terjemahannya

Terkabulnya doa kita  ditentukan oleh adab, waktu dan tempat dipanjatkannya doa. Dalam Surah Al-A'raf ayat 55 Allah memerintahkan berdoa dengan kerendahan diri melalui suara yang lembut.

Pada Surah Al-A'raf ayat ke-51, Allah memerintahkan kita berdoa dengan perasaan takut dan diiring harapan. Allah juga memerintahkan berdoa dengan perasaan tulus dan ikhlas, sebagaimana dalam Surah Al-Mu'min ayat 65.

Dalam kitab Fathul Bari oleh Imam Hafizh Ibnu Hajar dari Imam At-Thaibi, memperlihatkan sikap berserah diri dan merasa membutuhkan Allah SWT, karena tidak dianjurkan ibadah melainkan untuk berserah diri dan tunduk kepada Pencipta serta merasa butuh kepada Allah SWT.***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah