Network
KARANGANYARNEWS - Kehidupan keagamaan saat ini, menghadapi tantangan dan perubahan sangat berat dan ekstrem karena dunia memasuki era disrupsi.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI, Dr. H. Wawan Djunaidi, MA. Menurutnya, belakangan ini kehidupan beragama sangat berbeda dibandingkan sepuluh atau lima belas tahun lalu,
Hal ini dikarenakan pengaruh era digital dan media sosial, banjirnya informasi yang tak tersaring dan derasnya internalisasi pengetahuan instan, termasuk pengetahuan keagamaan, sehingga dapat mengganggu benteng ketahanan persatuan.
Baca Juga: Pengukuhan 5.000 PKUB Batal di Candi Prambanan, Begini Penjelasan Ketua FKUB Klaten
Hal tersebut disampaikan Wawan Djunaidi saat memberikan sambutan dan pengarahan, pada acara pengukuhan pengurus Paguyuban Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Desa dan Kelurahan se Kabupaten Klaten, Rabu 16 November 2022 di Stadion Trikoyo Klaten.
Menurutnya, untuk mengelola situasi keagamaan yang demikian dibutuhkan visi dan solusi yang dapat menciptakan kerukunan dan kedamaian. Niat besar pemerintah, melalui Kementerian Agama melakukan Social Tranformation, salah satunya melalui kearifan lokal dan kebudayaan.
Dikatakan, pada masa era Menteri Agama Luqman Saefuddin waktu itu menghidupkan kembali warisan agama yg tertimbun melalui moderasi beragama.
Baca Juga: Pra Pengukuhuan 5000 Pengurus PKUB, Ketum Asosiasi FKUB: Sumbangsih Besar Teruntuk Kerukunan Bangsa
“Dalam rangka penguatan moderasi beragama, rumusan moderasi beragama ini masuk dalam Rencana Pembanguna Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2020 – 2024,” terangnya.
