7 Fakta Mengagumkan dan Tak Mungkin Terulang Candi Bororobudur

- 12 Maret 2023, 19:05 WIB
Inilah 7 fakta yang sangat mengagumkan sekaligus tidak mungkin dapat terulang, terkait keberadaan Candi Borobodur
Inilah 7 fakta yang sangat mengagumkan sekaligus tidak mungkin dapat terulang, terkait keberadaan Candi Borobodur /Canva/

Tidak jauh dari Candi Borobudur mengalir dua sungai besar, yaitu Kali Progo dan Kali Elo. Kedua sungai besar itu mengalir hampir sejajar dari utara ke selatan dan tertahan oleh lereng-lereng pegunungan Menoreh, kemudian menjadi satu dan mengalir ke Laut Selatan sebagai Kali Progo. Dari sungai-sungai itulah diperoleh batu-batu sebagai bahan utama pembuatan candi.

Fakta Kedua:

Candi Borobudur untuk dapat berdiri megah seperti yang dapat kita lihat sekarang ini, dibangun dengan mengunakan material batu andesit tidak kurang dari 55.000 meter kubik, terdiri atas 2.000.000 (dua juta) potong batu. Masing-masing potong batu berukuran rata-rata panjang 25 centimeter, lebar 10 centimeter dan tebal 15 centimeter. 

Fakta Ketiga:

Candi Borobudur dibangun sekitar 60 tahun lamanya oleh Raja Samaratunggga (Wangsa Sailendra), dan bukan dalam sehari oleh Nabi Sulaiman AS. Berdasarkan tulisan pendek di batu Candi Barabudhur, para ahli berpendapat Borobudur  mulai dibangun tahun 780 M, dan baru selesai sekitar tahun 830 M.

Baca Juga: Candi Jago Bukti Kehebatan Toleransi Raja Kertanegara Singasari

Candi Borobudur dibangun melibatkan organisasi pekerja yang kompleks. Mereka yang terlibat dalam pembangunan candi ini adalah Yajamana (Raja) yang memerintahkan dilaksanakannya pembangunan suci.

Kemudian melibatkan pula Sthapaka (arsitek pendeta) yang merencanakan pembangunan, juga Sthapati (arsitek konstruksi), Takshaka (ahli pahat) dan Vardhakin (pekerja).

Fakta Keempat:

Candi Borobudur tidak menggunakan Perekat putih Telur, tetapi disusun tanpa menggunakan perekat (dry masonry technic). Sistem yang digunakan adalah  Sistem Kuncian antar batu (interlocking system). Ada 4 sistem kuncian batuan candi, yaitu Sambungan ekor burung, jenis takikan. jenis alur dan lidah dan terakhir jenis purus.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x