KARANGANYARNEWS - Candi Jago atau biasa juga disebut Candi Jajaghu, candi yang dibangun Raja Kertanegara, raja paling besar kerajaan Singasari untuk mengenang dan menghormati ayahnya, Raja Ranggawuni (Jaya Wisnuwardhana).
Lewat candi yang dibuatnya ini, terkuat kehebatan toleransi beragama Raja Kertanegara. Seperti dilansir KaranganyarNews.com dari buku 'Seri Fakta dan Rahasia Dibalik Candi: Candi Pra Majapahit', pada Candi Jago ditemukan adanya toleransi agama besar saat itu, yaitu Buddha dan Hindu.
Atas perintah Raja Kertanegara, bangunan suci Candi Jago didirikan untuk sarana beribadah dan pemujaan kedua agama besar yang berkembang di Kerajaan Singasari saat itu.
Baca Juga: Meruwat Kutukan Hidup di Candi Sukuh Gunung Lawu, Karanganyar
Candi Jago, mewujudkan kehebatan toleransi Raja Kertanegara Singasari. Bentuk bangunan Candi Jago merupakan bentuk Punden Berundak, mengingatkan akan penghormatan Raja Kertanegara kepada leluhurnya (Raja Ranggawuni).
Sementara reliefnya, walaupun Candi Jago bernafaskan Budha, reliefnya tak hanya diambilkan dari cerita agama Buddha, tetapi juga dari ajaran Hindu. Relief yang bersifat Buddha, adalah relief Tantri (cerita binatang) dan juga relief Kunjarakarna.
Relief Kunjarakarna, menceritakan perjalanan Kunjarakarna berguru tentang agama Buddha kepada Wairasona. Sedangkan relief ajaran Hindu, adalah Parthayana. Relief dimulai Pandawa bermain dadu dan diakhiri Arjuna naik ke Gunung Indrakila. Selain itu, juga relief Arjunawiwaha dan Kresnayana.