Ketum Asosiasi FKUB Indonesia: Era Demokrasi Memunculkan Konflik Umat Beragama

4 Desember 2022, 12:05 WIB
Ketua Umum Asosiasi FKUB Indonesia, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet /Foto Moch Isnaeni/

KARANGANYARNEWS - Era demokrasi berpotensi memunculkan ketegangan dan konflik antar masyarakat, antar umat beragama bahkan internal umat beragama.

Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragaman  suku, agama, ras, dan budaya. Keberagaman ini, sebenarnya merupakan kekuatan yang dimiliki Indonesia. Namun demikian, implementasinya dinamika ekspresi keberagamaan justru memunculkan ketegangan dan konflik.

Demikian dikatakan Ketua Umum Asosiasi FKUB  Indonesia  Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet kepada awak media, terkait diselenggarakannya Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi FKUB Indonesia, di Sulawesi Tenggara, Palu,  tanggal 1-3 Desember 2022.

Baca Juga: Terima Penghargaan dari Ketum Asosiasi FKUB Indonesia, Inilah Kiat Sukses Bupati Klaten

Moderasi beragama, menurutnya untuk menjaga keharmonisan bangsa. Moderasi beragama,  sesungguhnya kunci terciptanya toleransi dan kerukunan. Baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.

"Moderasi merupakan kebajikan yang mendorong terciptanya harmoni sosial dan keseimbangan dalam kehidupan personal, keluarga dan masyarakat,” kata Ida Pangelingsir.

Keberhasilan moderasi, dapat diukur dengan empat indikator. Diantaranya toleransi, anti kekerasan, komitmen kebangsaan, serta pemahaman dan perilaku beragama yang akomodatif terhadap budaya lokal.  Sering disebut juga,  konteks Indonesia yang multikultural dan multi-agama.

Baca Juga: Pengukuhan 5.000 PKUB Batal di Candi Prambanan, Begini Penjelasan Ketua FKUB Klaten

Keempat indikator tersebut, disebutkan Ida Pangelingsir harus selalu dijaga dan dilaksanakan oleh seluruh elemen masyarakat, sebagai upaya menciptakan kerukunan berbangsa dan bernegara yang berkelanjutan.

Tugas penguatan kerukunan umat beragama, menurut Ida Pangelingsir  di samping dilakukan pemerintah, juga dilakukan para tokoh agama. Dalam mewujudkan kerukunan umat beragama, para tokoh agama merupakan modal yang berharga bagi bangsa Indonesia.

"Beberapa ketegangan antar umat beragama yang pernah terjadi di Indonesia seperti perdebatan atas pendirian rumah ibadah, penodaan agama, penyiaran agama, dan kontestasi politik yang dihubungkan dengan agama," jelasnya.

Baca Juga: Sukses Wujudkan Kerukunan Umat Beragama, FKUB dan Pemkab Klaten Masuk Nominasi Peraih Harmoni Award

Namun demikian, menurut Ketua Umum Asosiasi FKUB  Indonesia realitanya ketegangan tersebut dapat diselesaikan dengan baik dengan hadirnya FKUB di berbagai daerah di Indonesia.

Dijelaskan, FKUB telah berhasil melaksanakan peran yang baik dalam membangun kerukunan umat beragama, terutama dalam penyelesaian berbagai masalah atau sengketa tadi.

Bahkan dalam beberapa kasus, dijelaskan Ida Pangelingsir FKUB juga memiliki peran strategis untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

Baca Juga: Tangkal Aliran Ekstrim, Satupena dan FKUB Terbitkan Antologi Puisi Moderasi Beragama

"FKUB menjadi wadah resolusi konflik yang efektif dan dipercaya masyarakat”, tambahnya. Karena itulah, dia berharap FKUB terus menjadi wadah resolusi konflik yang dipercaya masyarakat, agar tetap dapat menjaga terciptanya kerukunan beragama di Indonesia.

Harapan besar kepada FKUB, menurutnya  memelihara dan merawat kerukunan beragama yang diwujudkan dalam tugasnya. Diantaranya  melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat, menampung aspirasi mereka dan menyalurkan aspirasi tersebut.

Bentuk penyalurannya,  dalam  rekomendasi sebagai bahan kebijakan gubernur, dan melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat.

Baca Juga: Soft Launching Antologi Buku Puisi, Menag: Jadi Spirit Penguatan Moderasi Beragama

FKUB dan para tokoh agama, diharapkan mampu menjadi jembatan strategis bagi umat untuk menggerakkan moderasi beragama. Baik dalam keyakinan dan pemahaman keagamaan, maupun tindakan konkret dalam pencegahan, mediasi, dan penyelesaian konflik antar umat beragama.

“Tokoh agama juga diharapkan mampu menempatkan posisinya sebagai modal sosial yang amat penting bagi bangsa untuk mewujudkan kerukunan umat beragama di Indonesia,” pungkasnya. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler