Mengenal Rumah Adat Puri Melayu Sri Menanti, Kilas Sejarah dan Harapannya

- 24 Juni 2022, 14:00 WIB
Rumah Adat Puri Melayu Sri Menanti berpotensi membuka peluang usaha majukan pariwisata
Rumah Adat Puri Melayu Sri Menanti berpotensi membuka peluang usaha majukan pariwisata /Dokumentasi : kemenparekraf.go.id/

KARANGANYARNEWS - Rumah Adat Puri Melayu Sri Menanti, Tebing Tinggi, Sumatera Utara memiliki storynomics atau cerita yang mampu membuka peluang usaha. 

Demikian uraian Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat meninjau Rumah Adat Puri Melayu Sri Menanti, Rabu (23/6/2022). 

Baca Juga: Lirik Lagu Daerah - Dipopulerkan Victor Hutabarat, Inilah Lirik Lagu Sai Anju Ma Au dari Batak

Sandiaga berharap kesadaran masyarakat setempat untuk melestarikan budaya serta mengelola rumah adat ini semakin tinggi.

Inilah 11 kilas sejarah dan harapan terhadap rumah adat ini, seperti dilansir dari Siaran Pers Kemenparekraf. 

1. Dibangun Anak Pengawal Kerajaan

Baca Juga: Miss Global 2022, Sisakan 6 Harapan untuk Pariwisata Indonesia

Rumah Adat Puri Melayu Sri Menanti adalah rumah yang dibangun Muhammad Nur Rangkuti dan Siti Rahma, anak dari Ali Jambak "Japan Jaidan", seorang pengawal kerajaan Negeri Padang. 

2. Pernah Dipugar 

Rumah adat yang dibangun tahun 1910 an ini pernah dipugar dua kali, pertama,  tahun 1992 oleh Hasyim Nur Thaib dan Zaleha Rangkuti, sedangkan pemugaran kedua dilakukan Yayasan Al Hasyimiyah pada tahun 2000. 

3. Tempat Berkumpul 

Rumah berciri khas bangunan Melayu yang menerapkan konsep rumah panggung ini dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul keluarga, apalagi sesuai namanya Puri Melayu Sri Menanti berarti rumah yang selalu menanti kedatangan keluarga besar.

4. Lantai Bawah 

Baca Juga: 7 Prinsip dari Kelana Nusantara, Perkuat Potensi Parekraf di Sragen

Pada mulanya, rumah berlantai dua yabg dibangun menggunakan material utama  kayu ini digunakan untuk tempat menenun songket melayu serta bersantai, di lantai bawah. 

5. Lantai Atas

Sementara, di lantai atas terdapat ruang tamu berisi pelaminan Melayu, serta  ruang keluarga yang berisi peninggalan peralatan berbahan kuningan untuk upacara adat Melayu.

6. Sanggar Seni

Setelah pemugaran tahun 2000, Rumah Adat Puri Melayu Sri Menanti dimanfaatkan sebagai sanggar seni tari tradisional, silat melayu, serta menenun songket.

7. Ajak Lestarikan Budaya

Baca Juga: Terkuak, 5 Hal yang Disoroti Menparekraf dan Presiden Majelis Umum PBB

Sandiaga mengajak semua pihak bersama-sama melestarikan budaya melalui Rumah Adat Puri Melayu Sri Menanti, sehingga nilai-nilai di dalamnya tidak pudar, serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat setempat, khususnya masyarakat di Kota Tebing Tinggi. 

8. Apresiasi Menparekraf

Musa Rajekshah, Wakil Gubernur Sumatera Utara,mengapresiasi langkah Menparekraf dalam mendorong kebangkitan ekonomi, bahkan  Menparekraf tidak hanya sekadar turun ke lapangan, namun sangat memperhatikan dan peduli kesejahteraan masyarakat, sehingga kebijakan dan program yang dihadirkan sesuai kebutuhan rakyat.

9. Majukan Pariwisata

Baca Juga: Gandeng UNWTO dan PATA, Kemenparekraf Kembangkan Sektor Pariwisata, Bahas 6 Poin Penting

Selain memberikan rasa terima kasih, Musa juga berharap kehadiran Menparekraf semakin menambah motivasi, semangat memajukan pariwisata serta ekonomi kreatif daerah, terlebih dapat memajukan promosi daerah, membangkitkan kesenian budaya daerah dan memulihkan ekonomi. 

10. Kolaborasi 

Menparekraf menilai, kolaborasi sangat dibutuhkan sehingga budaya yang ada dapat terus dinikmati anak cucu hingga ribuan tahun, serta mampu mensejahterakan masyarakat. 

11. Daya Tarik 

Baca Juga: Surganya Wisata, Ini 6 Rekomendasi Liburan ke Gorontalo

Rumah Adat Puri Melayu Sri Menanti yang sering digunakan anak-anak belajar tari Melayu memiliki potensi sebagai daya tarik wisata budaya dan sejarah. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah