Baca Juga: 'Sebilah Lidah' Chris Triwarseno Menembus Kedutaan Perancis, Inilah Antologinya
Selama pelatihan Atthasilani, peserta tak boleh makan lewat dari tengah hari. Kemudian tak diperkenankan mengenakan riasan wajah, wewangian, dan segala sesuatu yang bertujuan untuk mempercantik diri.
Gunanandini menambahkan, sebelum bulan purnama atau sehari sebelum penasbihan Atthasilani seluruh peserta memotong rambut. Dikatakan, hal itu dimaksudkan untuk melepas sesuatu yang dianggap mahkota seorang perempuan.
Ketua FKUB Jawa Tengah Taslim Syahlan mengatakan, momentum Hari Raya Waisak ini kita jadikan tonggak kerukunan dan moderasi beragama. Melalui puisi-puisi para penyair, kita berharap semua umat beragama rukun dan toleran. Tidak ada permusuhan, semoga yang ada hanyalah perdamaian.
Baca Juga: Antologi Puisi Melawan Pandemi, Luapan Empati Penyair Lintas Provinsi
Dalam acara yang sama, Ketua Umum Satupena Jawa Tengah Gunoto Saparie menambahkan, penguatan moderasi beragama tidak cukup diusahakan secara struktural melalui kebijakan negara.
"Harus juga menjadi gerakan kultural masyarakat. Para penyair terpanggil komitmen sosialnya dengan menciptakan dan membacakan puisi-puisi bertema moderasi beragama," terangnya. ***