Jelang Pemilu 2024, Pelajar SMPN 1 Solo Lokakarya Pengutan Demokrasi

26 Januari 2024, 17:35 WIB
Ratusan pelajar SMPN 1 Solo dalam acara implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) /Foto: Instagram @smpn1surakarta/

KARANGANYARNEWS - Demokrasi dimulai dari sekolah penggerak dan profil pelajar Pancasila. Kalau ini sudah ada berarti sudah melaksanakan penguatan demokrasi. Karena prinsip demokrasi itu ada dalam Pancasila.

Demikian disampaikan Wakil Wali Kota (Wawali) Solo, Teguh Prakoso dihadapan tak kurang 600 pelajar, dalam acara Lokakarya Pengutan Demokrasi di SMPN 1  Solo, Kamis 25 Januari 2024.

Dalam acara implementasi Kurikulum Merdeka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tersebut, Teguh Prakoso menyampaikan materi terkait peranan lembaga eksekutif di tatanan NKRI.

 Baca Juga: DKPP Putuskan 118 Pelanggaran, Profesionalisme KPU dan Bawaslu Dipertanyakan

Dia Berharap, siswa yang telah memiliki hak suara dimanfaatkan sebaik-baiknya. Secara interaktif, Wawali Solo juga mengajak siswa mempraktikkan kampanye dalam tataran pemilihan ketua kelas.

"Memilih pemimpin dengan mencegah yang buruk supaya tidak memimpin. Bagaimana suara rakyat ini bisa menjadikan orang yang baik jadi pemimpin," kata Teguh Prakoso.

 

Memilih Pemimpin Terbaik

Wawali Kota Solo mengatakan, kegiatan ini sebagai pembekalan untuk siswa. Dimaksud setelah menginjak usia 17 tahun, mereka dapat melaksanakan pesta demokrasi secara baik dan benar.

 Baca Juga: 44.851 ODGJ Masuk DPT Pemilu 2024, Bolehkah Gunakan Hak Pilihnya?

"Kami mendasari dulu supaya anak-anak dapat pengetahuan riilnya seperti apa. Kami meyakini, siswa SMP sudah mempraktikkan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, mereka belum tahu kalau itu sudah berdemokrasi" tambahnya.

Dalam kegiatan yang sama, DPRD Kota Solo juga menyampaikan fungsi dan peran DPRD. Ketua Panitia P5 SMPN 1 Solo, Airlangga Rachmat Bagaskara menyampaikan, pembekalan terkait demokrasi bagi siswa SMP ini cakupannya dengan penyelenggaraan pemilihan Ketua OSIS.

Sebelumnya anak-anak mendapatkan materi terkait  toleransi,  kini tentang pemilihan atau tata cara kepemiluan. enurutnya, pihak sekolah juga pernah mendatangkan KPU dan Bawaslu untuk mengenalkan demokrasi terkait tata cara Pemilu kepada siswa.

 Baca Juga: Kasus Pelanggaran Netralitas, PPK dan PPS Dijatuhi Sanksi KPU Boyolali

“Debat juga ada panelisnya, mungkin ada juga nanti moderatornya. Jadi anak-anak memang kami latih untuk paham bagaimana berdemokrasi yang sebenarnya di negara kita itu seperti apa,” terang Airlangga Rachmat Bagaskara kepada wartawan.

Menurut Airlangga, meskipun para siswa belum memiliki hak suara dalam Pemilu 2024, karane usianya belum mencapai 7 tahun, namun kegiatan semacam ini dianggapnya sangat penting.

Mengingat para siswa sebagai generasi penerus bangsa, ke depan peran mereka akan menentukan nasib bangsa dan negara di masa depan.

 Baca Juga: Antisipasi Tragedi Pemilu 2019, Pemkab Karanganyar Siagakan Petugas Kesehatan

“Kami berpikirnya 5 tahun ke depan. Anak-anak dibekali, jadi tahu ini loh fungsinya Pemilu. Jadi nanti pada saat sudah punya hak pilih, mereka dapat memilih pemimpin yang baik. Diharapkan setelah usianya 17 tahun lebih, mereka menggunakan hak pilihnya, tidak malah golput,” katanya.***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler