Kian Merasakan Hasil Pengembangan EBT, Inilah Pengakuan Masyarakat Jawa Tengah

- 15 November 2022, 18:05 WIB
Energi ramah lingkungan yang dihasilkan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), dinikmati masyarakat secara murah, bahkan gratis
Energi ramah lingkungan yang dihasilkan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), dinikmati masyarakat secara murah, bahkan gratis /Humas Pemprov Jateng/

KARANGANYARNEWS - Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengembangkan EBT, terus dilakukan. Salah satunya, dengan program "Jelajah Energi" oleh Dinas ESDM.

Program ini untuk menelisik sekaligus kampanye penggunaan EBT, baik di masyarakat maupun perusahaan. Dampaknya, pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) ini kian dirasakan manfaatnya masyarakat.

Energi ramah lingkungan yang dihasilkan dapat dinikmati warga secara murah, bahkan gratis. Program ini direalisasikan dengan pemberian bantuan di sejumlah wilayah, di antaranya biogenic shallow (gas rawa), biogas, pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH), dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Baca Juga: Kasus Perundungan Siswi di Sragen: Guru Membully Siswanya, Bersiaplah Dipecat

Sebagaimana dipaparkan Uni, salah seorang warga Desa Krendhowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, mesin biogenic shallow di desanya sudah berfungsi sekitar satu bulan lalu.

Bantuan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tadi, sekarang telah dapat dimanfaatkan oleh dia dan warga setempat untuk pemenuhan kebutuhan gas elpiji secara gratis.

“Sudah dapat digunakan satu bulan yang lalu. Saat ini masih gratis,” kata dia Senin, 14 November 2022 di Desa Krendhowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

Baca Juga: Lepas 221 Atlet Pomnas 2022, Ganjar Pranowo: Jangan Jumawa, Jaga Integritas dan Sportivitas

Adanya bantuan mesin biogenic shallow di desanya, membuat warga sangat mudah mendapatkan pengganti gas elpiji. Biasanya, dalam satu bulan ia membutuhkan 3-4 tabung gas elpiji, masih ditambah lagi bahan bakar kayu.

“Ini lebih murah dan lebih irit dalam sebulan bisa irit Rp 100 ribu, uang itu bisa buat kebutuhan lain. Belanja kebutuhan keluarga dan untuk uang jajan anak,” terang Uni kepada awak media.

Ketua RT 6 RW 1 Desa Krendhowahono, Solihin menambahkan di wilayahnya terdapat 30 kepala keluarga yang dapat terjangkau teraliri hasil gas rawa tersebut.

Baca Juga: Heboh! Dinyatakan Meninggal dan Dimasukkan Peti, Pria di Bogor Hidup Lagi

“Ada 30 kepala keluarga yang dapat manfaat bantuan Pak Ganjar Pranowo. Saat ini masih gratis, kita lihat dulu habisnya listrik untuk mesin biogenic shallow nantinya baru dihitung untuk swadaya masyarakat,” tuturnya.

Bantuan serupa juga dilakukan di Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara. Diperoleh keterangan, terdapat 100 kepala keluarga yang mendapat manfaat.

Kepala Desa Bantar, Eko Purwanto menyatakan bantuan pengembangan gas rawa di desanya dilakukan secara bertahap. Sampai tahun 2021, sudah dapat disalurkan kepada 100 kepala keluarga.

Baca Juga: Agus Wariyanto Terpilih Ketua Umum KSBN Jateng 2022-2027, Ini Pengurus Selengkapnya

“Sangat bermanfaat, dari 600 kepala keluarga sudah 100 kepala keluarga yang mendapat manfaat dari gas rawa ini," papar Kepala Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa.

Salah seorang warga Desa Bantar, Badae mengaku senang karena bantuan tersebut sebagai langkah solutif untuk pemenuhan kebutuhan gas. Disebutkan, gas elpiji di desanya tergolong susah untuk mendapatkannya.

“Kami sangat berterima kasih karena ini lebih mudah dan murah, di desa kami ini gas elpiji mencapai Rp 23 ribu per tabung, itu pun sangat susah mendapatkannya," tuturnya.

Baca Juga: Hari Ini Musda I KSBN Jateng, Bursa Kandidat Ketua Umum Kian Mengerucut

Sementara di Desa Sidomulyo, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan,  untuk aliran listrik warga didapat dari pembangkit listrik tenaga mikrohodro (PLTMH).

"Ada dua PLTMH bantuan dari Pak Ganjar Pranowo tahun 2022, di Dusun Parakandowo dan satunya lagi sudah lama tapi rusak kemudian diperbaiki tahun 2019 lalu,” ungkapnya.

Listrik yang dihasilkan, tambah dia, digunakan untuk keperluan penerang jalan, lokasi wisata, fasilitas umum, dan rumah tangga. “Total ada 80 kepala keluarga, dan sarana prasarana umum juga memanfaatkan seperti balai desa, masjid, sekolah dan tempat wisata,” katanya.

Baca Juga: Hibahkan Lahan untuk Embung di Desanya, Subari New Hero Masa Kini

Yuli, warga Desa Sidomulyo memanfaatkan aliran listrik tersebut untuk keperluan rumah tangga sekaligus usaha menjahit. “Untuk seluruh rumah dan usaha menjahit. Karena lebih murah, cukup Rp 20 ribu per bulan,” tandasnya.

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko menyampaikan Jelajah Energi sudah kali kedua dilaksanakan. Kali ini,  ada 7 lokasi yang didatangi.

Di antaranya CV Jaya Setia Plastik (Demak), PT Djarum (Kudus), Biogenic Shallow di Kabupaten Karanganyar, PLTSa Putri Cempo (Solo), PT Sarihusada Generasi Mahardika (Klaten), PT Tirta Investama (Klaten) dan PLTMH Ngesrepbalong (Kendal). ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah