Ditambah lagi, perusahaan yang ditinggalkan dan dikelola keluarganya akhirnya bangkrut dan harus dijual.
Kala itu gereja yang digembalakannya juga seolah seperti telur di ujung tanduk, karena hutang bank untuk membeli gedung gereja mulai macet pembayarannya.
Bank tidak bisa lagi menaikkan plafon, namun di tengah ujian berat, dirinya menguatkan hati.
Apapun keadaannya saat itu, dia memilih taat dan setia pada instruksi Tuhan, hingga akhirnya Tuhan membalikkan keadaan.
Baca Juga: Renungan Harian Kristen - Kunci Mengalami Perkara Ajaib
Gereja mengalami terobosan dan jiwa-jiwa yang terus Tuhan kirimkan, bahkan banyak orang dijamah dan diubah hidupnya secara luar biasa.
Meskipun secara manusia sudah terpojok, tidak berdaya, namun sekarang mendapatkan kelegaan besar dari Tuhan karena mau membayar harga di awal saat mengikut Tuhan.
Sungguh merupakan teladan bagi kita untuk memperjuangkan rhema dan instruksi dari Tuhan.
Janganlah takut membayar harga untuk mengikut Tuhan, hendaklah tantangan, bahkan ejekan orang lain tidak menggoyahkan iman.
Tuhan yang kita ikuti adalah Allah pembuat mujizat, karena itu teruslah pandang Tuhan Yesus dan percaya, bahwa harga yang kita bayar di awal, pasti akan berakhir dengan keberhasilan. (AS)