Masjid Gedhe Mataram Kotagede, Inilah Jejak Sejarah dan Makna Filosofi Kehidupan dalam Bangunannya

- 8 April 2023, 05:06 WIB
Selain menyimpan sejarah peradaban Islam Kasultanan Mataram, Masjid Gedhe Mataram Kotagede juga sarat filosofi kehidupan manusia
Selain menyimpan sejarah peradaban Islam Kasultanan Mataram, Masjid Gedhe Mataram Kotagede juga sarat filosofi kehidupan manusia /Arief Winarko/ KaranganyarNews/

Pada bagian dasar prasasti berbentuk bujur sangkar, kemudian pada bagian atas prasasti terdapat lambang mahkota Kasunanan Surakarta. Pada prasasti ini, juga terdapat jam yang digunakan sebagai aturan waktu shalat. Masjid Gedhe Mataram, dibagi menjadi 3 bagian. Bagian luar, serambi, dan bagian dalam Masjid.

 Arsitektur bangunan Masjid memiliki ciri khas. Di bagian luar atau halaman Masjid terdapat gapura  yang diambil dari bahasa Arab, Ghafurah yang berarti Ampunan. Maksudnya, apabila kita akan masuk ke dalam Masjid harus mengucapkan syahadat yang menjadi syarat utama masuk Islam, untuk mendapatkan ampunan Allah.

Pada pagar bercorak Hindu yang mengelilingi Masjid, juga terdapat kemuncak memiliki tiga tingkatan melambangkan pemahaman ilmu manusia. Masing-masing syariat, hakikat, dan juga marifat.

Baca Juga: 5 Tempat Ngabuburit Paling Rekomended di Taman Wisata Alam Kapanewon Prambanan

Di taman Masjid terdapat satu pohon pohon sawo kecek berjumlah 17,  melambangkan jumlah rokaat sholat 5 waktu. Berdasarkan sejarah, corak ini wujud akulturasi antara Islam dan Hindu.

Kemudian masuk ke dalam serambi Masjid ada 5 pintu yang mengelilingi serambi Masjid menggambarkan lisan, tingkah laku, raut wajah, dan penampilan. 

Pada serambi  Masjid juga dikelilingi oleh kolam, dahulu kala kolam ini difungsikan  untuk mencuci kaki.  Kaki merupakan simbol dari manusia angkara yang memiliki sifat tercerah untuk melangkah, sehingga sebelum masuk ke dalam Masjid yang suci kaki harus dibersihkan terlebih dahulu.

Baca Juga: 6 Bukit Paling Instagramable untuk Ngabuburit Puasa Ramadhan di Kabupaten Bantul, Yogyakarta

Di serambi Masjid ini juga terdapat beduk, bernama Kiai Dondong yang juga memiliki cerita sejarah. Dahulu ketika Sunan Kalijaga mengembara di desa Dondong Gulun Proko, melihat kayu gayam besar yang dimiliki oleh perempuan bernama Nyai Peringgit.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x