Puasa Syawal Sekalian Teruntuk Melunasi Utang Puasa Ramadhan, Bolehkah?

- 11 April 2024, 08:05 WIB
Umat Islam yang memiliki utang ibadah fardlu Puasa Ramadhan, bolehkah dilunasi bersamaan dengan puasa Syawal?
Umat Islam yang memiliki utang ibadah fardlu Puasa Ramadhan, bolehkah dilunasi bersamaan dengan puasa Syawal? /Freepik/

KARANGANYARNEWS - Karena situasi tertentu, Muslim dan atau Muslimat terpaksa tidak dapat menyelesaikan atau memiliki utang ibadah fardlu Puasa Ramadhan. Bolehkah puasa Syawal sekalian teruntuk melunasi utang Puasa Ramadhan?

Puasa Ramadhan, ibadah fardlu atau wajib dijalani seluruh umat Islam yang telah akhil baliq. Karena alasan tertentu, ada yang diberi keringanan tidak menjalankan. Namun demikian diwajibkan mengganti atau melunasi utang puasanya di hari lain setelah Bulan Suci Ramadhan.

Terkait alasan tertentu yang menjadikan muslim dan muslimat diberi keringanan tidak menjalankan Puasa Ramadhan tadi, juga telah tersurat secara rinci dalam syariat Islam.

 Baca Juga: Biarlah Bulan Suci Ramadhan Berakhir, Nikmat Allah Tiada Akhir

Diantaranya karena sakit, orang tua yang sudah udzur, wanita hamil, wanita haid dan nifas sehingga dikarenakannya mereka tidak dapat menjalani atau menyelesaikan ibadah fardlu Puasa Ramadhan.

Di sisi lain, setelah Bulan Suci Raamadhan umat Islam disunahkan melakukan puasa syawal selama enam hari, boleh dijalani secara berurutan diperbolehkan juga tidak, asalkan hitungannya genap dan masih di bulan Syawal.

 

Tata cara Puasa Syawal

Pertanyaan yang sering mencuat dalam forum kajian Islam maupun berbagai lini media sosial, bolehkah ibadah puasa Syawal dilakukan secara bersamaan dengan puasa qadha teruntuk melunasi Puasa Ramadhan?

Baca Juga: Falsafah Filosofi Reliqius Ketupat Lebaran, dalam Budaya Jawa 

Sebagaimana dilansir KaranganyarNews.com dari muhammadiyah.or.id, menjelaskan dalil puasa Syawal berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ayub Al Anshari, Tsauban, dan Ibn Majah.

"Dari Abi Ayyub al-Anshari r. a. (diriwayatkan) … bahwa Rasulullah saw bersabda: Barang siapa sudah melakukan puasa Ramadan, kemudian menambahkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah melaksanakan puasa sepanjang masa." (HR Jama’ah ahli hadis selain dan an-Nasa’i).

Dari Tsauban, dari nabi saw (diriwayatkan bahwa) beliau bersabda: "Barang siapa berpuasa Ramadan, maka pahala satu bulan Ramadan itu (dilipatkan sama) dengan puasa sepuluh bulan, dan berpuasa enam hari sesudah Idul Fitri [dilipatkan sepuluh menjadi enam puluh], maka semuanya (Ramadan dan enam hari bulan Syawal) adalah genap satu tahun. (HR Ahmad).

 Baca Juga: 6 Syariat Membayar Fidyah Puasa Ramadhan Untuk Orang yang Meninggal Dunia

Di dalam riwayat Ibnu Majah dinyatakan, (bahwa Rasulullah saw bersabda): Barangsiapa berpuasa Ramadan dan enam hari sesudah Idul Fitri, maka itu sama pahalanya dengan puasa genap setahun.

Dan barangsiapa melakukan satu kebaikan, maka ia akan memperoleh (pahala) sepuluh kali lipat.

"Terkait tata cara ibadah sunnah puasa Syawal, berdasarkan Tarjih Muhammadiyah membolehkan dilakukan berurutan langsung enam hari atau acak," tulis muhammadiyah.or.id, menambahkan.

 

Dilakukan Secara Terpisah

Dengan kata lain, puasa Syawal dilaksanakan antara tanggal 2 sampai dengan 30 Syawal dan cara pelaksanaannya bisa dengan berturut-turut, atau secara terpisah-pisah.

 Baca Juga: Libur Lebaran 2024 di Tawangmang? Jangan Lewaatkan 5 Cafe Kekinian, Viuw Ikonik Eksotik

menjawab pertanyaan Bolehkah utang Puasa Ramadhan dilunasi bersamaan dengan puasa Syawal? Portal resmi Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tadi menjelaskan sebagai berikut.

Dalam Fatwa Tarjih yang tersurat pada buku Tanya Jawab Agama jilid II disebutkan, masalah puasa merupakan bagian dari masalah ibadah mahdli, pelaksanaannya harus sesuai dengan dengan tuntunan Alquran maupun Hadis.

Karena dalam Alquran maupun Hadis tidak ada yang menuntunkan dapat dilaksanakan bersamaan antara puasa wajib dan sunah, maka pelaksanaannya hendaknya dilakukan secara terpisah dan sendiri-sendiri.

Baca Juga: 25 Ucapan Lebaran 2024: Bahasa Jawa Krama Inggil, Cocok Teruntuk Semua Medsos

"Artinya, dilakukan puasa untuk melunasi utang puasa wajib (ibadah Fardlu Ramadhan) terlebih dulu, baru menjalani puasa sunnahnya enam hari di bulan Syawal," jelasnya.***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah