Tata Cara Salat Istisqa’: Memohon Turun Hujan dan Kebakaran Gunung Lawu Padam

- 9 Oktober 2023, 19:24 WIB
Kobaran api DI Gunung Lawu di waktumalam
Kobaran api DI Gunung Lawu di waktumalam /tangkapan WA Grup Re;awan/

Penyelenggaraan salat Istisqa’ biasanya terkait kondisi cuaca ekstrem, seperti kekeringan yang berkepanjangan atau musim kemarau panjang dengan berbagai dampaknya, termasuk kebakaran.

Berikut syariat atau tata cara salat istisqa’ berdasarkan fatwa Majelis Tarjih Pimpinan Pusat (PP) MUhammadiyah:

  1. Persiapan Sebelum Salat Istisqa’

Sebelum pelaksanaan salat Istisqa’, masyarakat diharapkan untuk memperbanyak taubat, memohon ampun, dan melakukan amal shalih di hari-hari menjelang pelaksanaan salat Istisqa’, seperti berpuasa sunnah, berzikir, dan bersedekah.

 Baca Juga: CHEK FAKTA KEBAKARAN GUNUNG LAWU: Viral, Warung Mbok Yem di Puncak Hargo Dumilah Terbakar?

  1. Pakaian Sederhana:

Saat melaksanakan salat Istisqa’, diharapkan mengenakan pakaian yang sederhana tanpa perhiasan seperti pada salat ‘Īd.

  1. Penyelenggaraan Pada Hari Jumat:

Pada hari Jumat, khatib Jumat memanjatkan doa Istisqa’ di akhir khutbah Jumat. Selama doa ini, para jamaah dan khatib Jumat mengangkat tangan lebih tinggi dari biasanya.

  1. Pelaksanaan pada Hari Sabtu atau Ahad:

Jika hujan belum turun setelah doa Istisqa’ pada Jumat, maka pada pagi hari Sabtu atau Ahad setelah matahari terbit (syurūq), salat Istisqa’ diadakan secara khusus. Salat ini dapat dilakukan di tanah lapang atau area terbuka, boleh juga di dalam masjid.

  1. Salat Istisqa’ Dilakukan:

 

Imam memimpin salat Istisqa’ sebanyak dua rakaat dengan pembacaan yang jelas (jahr). Tidak ada azan dan iqamah. Tidak ada takbīrāt zawāid seperti dalam salat ‘idain, hanya seperti pelaksanaan salat Jumat.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah