Heroisme Burung Garuda di Candi Kidal, Menginspirasi Cita-cita Luhur Nenek Moyang Bangsa Indonesia

- 3 Maret 2023, 15:35 WIB
Candi Kidal di Dusun Krajan, Desa Rejo Kidul, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur
Candi Kidal di Dusun Krajan, Desa Rejo Kidul, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur /BPCB Jawa Timur/

Arti Kidal yang kedua, bermakna “Sang Anusanatha" atau Raja Anusapati adalah “anak kiri” dari Raja Ken Arok Sang Amurwabhumi, Pendiri kerajaan Singasari. Raja Anusapati, adalah anak Ken Dedes dengan Akuwu Tunggul Ametung.

Pendapat lain sebagaimana dikemukan Drs. Banu Harganta, menurut  Arkeolog Klasik ini nama “Kidal” diduga berasal dari cara pembacaan relief yang tidak lazim di Candi Kidal.

Baca Juga: Candi Cetho, Wisata Eksotik nan Instagrammable di Timur Laut Karanganyar

Disebutkan, pada umumnya pembacaan relief dilakukan dengan cara “Pradaksina” (Menganankan Candi), tetapi pada Candi Kidal dengan cara “Prasawiya” (Mengirikan Candi). Kidal dalam bahasa Jawa Kuno, bermakna “Kiri”.  

Heroisme Burung Garuda

Relief cerita yang dipahatkan di Candi Kidal, diambil dari cerita Garudeya. Cerita tersebut menggambarkan perjuangan Garuda dalam usaha membebaskan Ibunya (sang Winata) dari perbudakan ibu para naga (sang Kadru).

Kisah burung Garuda, berdasarkan kitab Mahabarata  bagian pertama atau kitab Adiparwa, diceritakan Garuda merupakan anak Begawan Kasyapa. Begawan ini memiliki dua istri, Sang Kadru dan Sang Winata.

Baca Juga: Diundang Pertemuan Menteri Kebudayaan G20, Ganjar: Optimalkan Promosi Candi Borobudur

Kedua istri Begawan Kasyapa itu ternyata tidak memiliki seorang anak,  akhirnya Kasyapa memberikan 1000 telur kepada Sang Kadru dan 2 telur untuk Winata.

Keberuntungan dialami oleh Sang Kadru, dalam waktu yang tak lama telur Kadru menetas menjadi 1000 ekor naga. Sementara, dua telur yang dikasihkan kepada Winata, tak kunjung menetas.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x